Sabtu, 12 Desember 2009

Keutamaan Zikir

1. Apabila kamu melewati taman-taman surga makan dan minumlah sampai kenyang. Para sahabat lalu bertanya, "Apa yang dimaksud taman-taman surga itu, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Kelompok zikir (Kelompok orang yang berzikir atau majelis taklim)." (HR. Tirmidzi dan Ahmad)
2. Menyebut-nyebut Allah adalah suatu penyembuhan dan menyebut-nyebut tentang manusia adalah penyakit (artinya penyakit akhlak). (HR. Al-Baihaqi)
3. Demi yang jiwaku dalam genggamanNya, kalau kamu selamanya bersikap seperti saat kamu ada bersamaku dan mendengarkan zikir, pasti para malaikat akan bersalaman dengan kamu di tempat tidurmu dan di jalan-jalan yang kamu lalui. Tetapi, wahai Handhalah (nama seorang sahabat) kadangkala begini dan kadangkala begitu. (Beliau mengucapkan perkataan itu kepada Handhalah hingga diulang-ulang tiga kali). (HR. Tirmidzi dan Ahmad)
4. Rasulullah Saw menyebut-nyebut Allah setiap waktu (saat). (HR. Muslim)
5. Perumpamaan orang yang berzikir kepada Robbnya dan yang tidak, seumpama orang hidup dan orang mati. (HR. Bukhari dan Muslim)
6. Nyanyian dan permainan hiburan yang melalaikan menumbuhkan kemunafikan dalam hati, bagaikan air menumbuhkan rerumputan. Demi yang jiwaku dalam genggamanNya, sesungguhnya Al Qur'an dan zikir menumbuhkan keimanan dalam hati sebagaimana air menumbuhkan rerumputan. (HR. Ad-Dailami)
7. Dua kalimat ringan diucapkan lidah, berat dalam timbangan dan disukai oleh (Allah) Arrohman, yaitu kalimat: "Subhanallah wabihamdihi, subhanallahil 'Adzhim" (Maha suci Allah dan segala puji bagi-Nya, Maha suci Allah yang Maha Agung). (HR. Bukhari)
8. Ada empat perkara, barangsiapa memilikinya Allah akan membangun untuknya rumah di surga, dan dia dalam naungan cahaya Allah yang Maha Agung. Apabila pegangan teguhnya "Laailaha illallah". Jika memperoleh kebaikan dia mengucapkan "Alhamdulillah", jika berbuat salah (dosa) dia mengucapkan "Astaghfirullah" dan jika ditimpa musibah dia berkata "Inna lillahi wainna ilaihi roji'uun." (HR. Ad-Dailami)
9. Maukah aku beritahu amalanmu yang terbaik, yang paling tinggi dalam derajatmu, paling bersih di sisi Robbmu serta lebih baik dari menerima emas dan perak dan lebih baik bagimu daripada berperang dengan musuhmu yang kamu potong lehernya atau mereka memotong lehermu? Para sahabat lalu menjawab, "Ya." Nabi Saw berkata,"Zikrullah." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
10. Menang pacuan "Almufarridun". Para sahabat bertanya, "Apa Almufarridun itu?" Nabi Saw menjawab, "Laki-laki dan wanita-wanita yang banyak berzikir kepada Allah." (HR. Muslim)
Penjelasan:Almufarid ialah orang yang gemar zikrullah dan selalu mengamalkannya dan tidak peduli apa yang dikatakan atau diperbuat orang terhadapnya.
11. Seorang sahabat berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya syariat-syariat Islam sudah banyak bagiku. Beritahu aku sesuatu yang dapat aku menjadikannya pegangan." Nabi Saw berkata, "Biasakanlah lidahmu selalu bergerak menyebut-nyebut Allah (zikrullah)." (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
12. Sebaik-baik zikir dengan suara rendah dan sebaik-baik rezeki yang secukupnya. (HR. Abu Ya'la)
Penjelasan:Rezeki yang secukupnya artinya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dan keperluan dan tidak berlebih-lebihan.
13. Di antara ucapan tasbih Rasulullah Saw ialah :
"Maha suci yang memiliki kerajaan dan kekuasaan seluruh alam semesta, Maha suci yang memiliki kemuliaan dan kemahakuasaan, Maha suci yang hidup kekal dan tidak mati." (HR. Ad-Dailami)

14. Aku bertanya, "Ya Rasulullah, apa keuntungan dan keberuntungan yang diperoleh dari majelis zikir (majelis taklim)?" Nabi Saw menjawab, "Keuntungan dan keberuntungan yang diperoleh dari majelis zikir (majelis taklim) ialah surga." (HR. Ahmad)
15. Tiada amal perbuatan anak Adam yang lebih menyelamatkannya dari azab Allah daripada zikrullah. (HR. Ahmad)
16. Wahai Aba Musa, maukah aku tunjukkan ucapan dari perbendaharaan surga? Aku menjawab, "Ya." Nabi berkata, "La haula wala Quwwata illa billah." (Tiada daya upaya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah)." (HR. Ibnu Hibban dan Ahmad)

Sumber: 1100 Hadits Terpilih (Sinar Ajaran Muhammad) - Dr. Muhammad Faiz Almath - Gema Insani Press

Kitab Pertama turunya wahyu

Kitab Permulaan Turunnya Wahyu


Bab Bagaimana Permulaan Turunnya Wahyu kepada Rasulullah saw. dan Firman Allah Ta'ala, "Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya."

l. Dari Alqamah bin Waqash al-Laitsi, ia berkata, "Saya mendengar Umar ibnul Khaththab r.a. (berpidato 8/59) di atas mimbar, 'Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, '(Wahai manusia), sesungguhnya amal-amal itu hanyalah dengan niatnya (dalam satu riwayat: amal itu dengan niat 6/118) dan bagi setiap orang hanyalah sesuatu yang diniatkannya. Barangsiapa yang hijrahnya (kepada Allah dan Rasul Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul Nya. Dan, barangsiapa yang hijrahnya 1/20) kepada dunia, maka ia akan mendapatkannya. Atau, kepada wanita yang akan dinikahinya (dalam riwayat lain: mengawininya 3/119), maka hijrahnya itu kepada sesuatu yang karenanya ia hijrah."

2. Aisyah r.a. mengatakan bahwa Harits bin Hisyam r.a. bertanya kepada Rasulullah saw., "Wahai Rasulullah, bagaimana datangnya wahyu kepada engkau?" Rasulullah saw. menjawab, "Kadang-kadang wahyu itu datang kepadaku bagaikan gemerincingnya lonceng, dan itulah yang paling berat atasku. Lalu, terputus padaku dan saya telah hafal darinya tentang apa yang dikatakannya. Kadang-kadang malaikat berubah rupa sebagai seorang laki-laki datang kepadaku, lalu ia berbicara kepadaku, maka saya hafal apa yang dikatakannya." Aisyah r.a. berkata, "Sungguh saya melihat beliau ketika turun wahyu kepada beliau pada hari yang sangat dingin dan wahyu itu terputus dari beliau sedang dahi beliau mengalirkan keringat"

3. Aisyah r.a. berkata, "[Adalah 6/871] yang pertama (dari wahyu) kepada Rasulullah saw. adalah mimpi yang baik di dalam tidur. Beliau tidak pernah bermimpi melainkan akan menjadi kenyataan seperti merekahnya cahaya subuh. Kemudian beliau gemar bersunyi. Beliau sering bersunyi di Gua Hira. Beliau beribadah di sana, yakni beribadah beberapa malam sebelum rindu kepada keluarga beliau, dan mengambil bekal untuk itu. Kemudian beliau pulang kepada Khadijah. Beliau mengambil bekal seperti biasanya sehingga datanglah kepadanya (dalam riwayat lain disebutkan: maka datanglah kepadanya) kebenaran. Ketika beliau ada di Gua Hira, datanglah malaikat (dalam nomor 8/67) seraya berkata, 'Bacalah!' Beliau berkata, 'Sungguh saya tidak dapat membaca. Ia mengambil dan mendekap saya sehingga saya lelah. Kemudian ia melepaskan saya, lalu ia berkata, 'Bacalah!' Maka, saya berkata, 'Sungguh saya tidak dapat membaca:' Lalu ia mengambil dan mendekap saya yang kedua kalinya, kemudian ia melepaskan saya, lalu ia berkata, 'Bacalah!' Maka, saya berkata, 'Sungguh saya tidak bisa membaca' Lalu ia mengambil dan mendekap saya yang ketiga kalinya, kemudian ia melepaskan saya. Lalu ia membacakan, "Iqra' bismi rabbikalladzi khalaq. Khalaqal insaana min'alaq. Iqra' warabbukal akram. Alladzii 'allama bil qalam. 'Allamal insaana maa lam ya'lam. 'Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajar manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Lalu Rasulullah saw. pulang dengan membawa ayat itu dengan perasaan hati yang goncang (dalam satu riwayat: dengan tubuh gemetar). Lalu, beliau masuk menemui Khadijah binti Khuwailid, lantas beliau bersabda, 'Selimutilah saya, selimutilah saya!' Maka, mereka menyelimuti beliau sehingga keterkejutan beliau hilang. Beliau bersabda dan menceritakan kisah itu kepada Khadijah, 'Sungguh saya takut atas diriku.' Lalu Khadijah berkata kepada beliau, 'Jangan takut (bergembiralah, maka) demi Allah, Allah tidak akan menyusahkan engkau selamanya. (Maka demi Allah), sesungguhnya engkau suka menyambung persaudaraan (dan berkata benar), menanggung beban dan berusaha membantu orang yang tidak punya, memuliakan tamu, dan menolong penegak kebenaran.' Kemudian Khadijah membawa beliau pergi kepada Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza (bin Qushai, dan dia adalah) anak paman Khadijah. Ia (Waraqah) adalah seorang yang memeluk agama Nasrani pada zaman jahiliah. Ia dapat menulis tulisan Ibrani, dan ia menulis Injil dengan bahasa Ibrani (dalam satu riwayat: kitab berbahasa Arab. dan dia menulis Injil dengan bahasa Arab) akan apa yang dikehendaki Allah untuk ditulisnya. Ia seorang yang sudah sangat tua dan tunanetra. Khadijah berkata, Wahai putra pamanku, dengarkanlah putra saudaramu!' Lalu Waraqah berkata kepada beliau, Wahai putra saudaraku, apakah yang engkau lihat?' Lantas Rasulullah saw: menceritakan kepadanya tentang apa yang beliau lihat. Lalu Waraqah berkata kepada beliau, 'Ini adalah wahyu yang diturunkan Allah kepada Musa! Wahai sekiranya saya masih muda, sekiranya saya masih hidup ketika kaummu mengusirmu....' Lalu Rasulullah saw. bertanya, 'Apakah mereka akan mengusir saya?' Waraqah menjawab, 'Ya, belum pernah datang seorang laki-laki yang (membawa seperti apa yang engkau bawa kecuali ia ditolak (dalam satu riwayat: disakiti / diganggu). Jika saya masih menjumpai masamu, maka saya akan menolongmu dengan pertolongan yang tangguh.' Tidak lama kemudian Waraqah meninggal dan wahyu pun bersela, [sehingga Nabi saw. bersedih hati karenanya - menurut riwayat yang sampai kepada kami[1] - dengan kesedihan yang amat dalam yang karenanya berkali-kali beliau pergi ke puncak-puncak gunung untuk menjatuhkan diri dari sana. Maka, setiap kali beliau sudah sampai di puncak dan hendak menjatuhkan dirinya, Malaikat Jibril menampakkan diri kepada beliau seraya berkata, 'Wahai Muhammad, sesungguhnya engkau adalah Rasul Allah yang sebenarnya.' Dengan demikian, tenanglah hatinya dan mantaplah jiwanya. Kemudian beliau kembali pulang. Apabila dalam masa yang lama tidak turun wahyu, maka beliau pergi ke gunung seperti itu lagi. Kemudian setelah sampai di puncak, maka Malaikat Jibril menampakkan diri kepada beliau seraya berkata seperti yang dikatakannya pada peristiwa yang lalu - 6/68]." [Namus (yang di sini diterjemahkan dengan Malaikat Jibril) ialah yang mengetahui rahasia sesuatu yang tidak diketahui oleh orang lain 124/4].4. Ibnu Abbas r.a. berkata, "Rasulullah saw. adalah orang yang paling suka berderma [dalam kebaikan 2/228], dan paling berdermanya beliau adalah pada bulan Ramadhan ketika Jibril menjumpai beliau. Ia menjumpai beliau pada setiap malam dari [bulan 6/102] Ramadhan [sampai habis bulan itu], lalu Jibril bertadarus Al-Qur'an dengan beliau. Sungguh Rasulullah saw. adalah [ketika bertemu Jibril - 4/81] lebih dermawan dalam kebaikan daripada angin yang dilepas."
Catatan Kaki:
[1] Saya (Al-Albani) berkata, "Yang berkata, 'Menurut riwayat yang sampai kepada kami" adalah Ibnu Syihab az-Zuhri, perawi asli hadits ini dari Urwah bin Zubair dari Aisyah. Maka, perkataannya ini memberi kesan bahwa tambahan ini tidak menurut syarat Shahih Bukhari, karena ini dari penyampaian az-Zuhri sendiri, sehingga tidak maushul, sebagaimana dikatakan oleh al-Hafizh dalam Fathul Bari. Karena itu, harap diperhatikan!"

Sumber: Ringkasan Shahih Bukhari - M. Nashiruddin Al-Albani - Gema Insani Press

Rabu, 14 Oktober 2009

Sedekah Mengubah Musibah menjadi Berkah

Yang saya tuliskan di bawah ini adalah beberapa keuntungan jikalau kita suka bersedekah

Kematian memamng ditangan Allah SWT. namun ada satu hal yang bisa membuat kematian menjadi sesuatu yang bisa di tunda , yaitu kemauan bersedekah , kemauan berbagi, dan peduli, di kisahkan dalam suatu hari, Malaikat kematian mendatangi nabi Ibrahim AS dan bertanya, " Siapa anak muda yang mendatagimu, wahai Ibrahim?"

"yang anak muda tadi maksudnya?" tanya Ibrahim," itu sahabat sekaligus muridku."

"Ada apa ia datang menemuimu?"

"Dia meyampaikan bahwa ia akan melangsungkan pernikahannya besok pagi."

"Wahai Ibrahim, sayang sekali, umur anak itu tidak akan sampai besok pagi." setelah berkata begitu malaikat kematian pergi meningalkan Nabi Ibrahim AS.

Hampir saja Nabi Ibrahim AS teerak untuk memberitahukan ke anak muda tadi utuk menyegerakan pernikahanya malam ini, dan memberitahukan tentang kematian yang akan datang kepada anak muda tersebut. Tetapi langkah Nabi Ibrahim AS terhenti. Nabi Ibrahim AS Memilih kematian tetap menjadi rahasia Allah SWT.

Esok harinya, Nabi Ibrahim AS teryata melihat dan meyaksikan bahwa anak muda tersebut tetap melangsungkan perkawinan/pernikahanya. Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun, Nabi Ibrahim malah melihat anak muda ini panjang umurnya.

Hingga usia anak tadi menjadi 70tahun dan juga mempunyai anak dan Cucu, Nabi Ibrahim AS jadi ragu dengan perkataan malaikat ya telah membiritahukan kalau umur anak itu tidak akan panjang, dan Nabi Ibraim AS ahirnya bertanya kepada malaikat kematian, apakah dia berbohong tempo hari sewaktu menyampaikan bahwa anak muda itu umurnya tidak akan sampai besok pagi?"

Malaikat kemtian menjawab bahwa dirinya memang akan mencabut nyawa anak muda tersebut, tepapi Allah SWT menahanya.

Apa gerangan yang membuat Allah SWT menahan tanganmu untuk tidak mencabut nyawa anak muda tersebut?"

"Wahai Ibrahim, dimalam menjelang pernikahannya, anak muda tersebut menyedekahkan separoh dari harta kekayaanya. Dan ini yang membuat Allah SWT memutuskan untuk memanjangkan umur anak muda tersebut , hingga engkau masih melihatnya hidup."

Kematian memang di tangan Allah SWT. oleh karena itu memajukan dan memundurkan kematian adalahhak Allah SWT. Dan Allah memberitahu lewat kalam rasulya Nabi Muhammad SAW. bahwa sedekah itu bisa memanjangkan umur. Jadi bila disebut bahwa ada sesuatu yang bisa menunda kematian, itu adalah sedekah.

Maka tegoklah kanan-kiri anda, lihat -lihatlah sekeliling anda. Bila anda menemukan ada satu dua kesusahan tergelar, maka sesunguhnya andalah yang butuh pertolongan, karena siapa tahu kesusahan tersebut di gelar Allah SWT untuk memperpanjang umur anda.

tingal anda yang memilih mau menolongnya atau mengabaikanya?

Tidak ada seorangpun yang mengetahui kapan ajalnya akan sampai, dan tidak seorangpun yang mengetahui dalam kodisi apa ajalnya akan datang. Maka megeluarkan sedekah bukan saja untuk memperpanjang umur, melaikan memungkinkan kita meningal dalam keadaan baik. Bukankah sedekah akan mengundang cinta Allah SWT? Kalau seseorang sudah di cintai Alah SWT, maka tidak ada masalahnya yang tidak selesaikan, tidak ada dosanya yang tidak di ampunkan, dan tidak ada nyawa yang di cabut kecuali dalam keadaan husnul khatimah.

Fadhilah orang yang bersedekah dan kemulian sedekah sebenarnya adalah anugerah yang begitu besar untuk umat Islam. Bagaimana tidak, dengan sedekah Allah memberikan kebaikan-kebaikan yang begitu besar untk umat ini. Rasullullah menyutkan banyak sekali tentang keutamaan sedekah dan orang yang bersedekah. Amr bin Hatim menuturkan, bahwasanya Rasullullah Saw berkata, "Sungguhlah, bahwa sedekah seorang muslim akan menambah usia, mencengah kematian secara buruk, dan Allah SWT juga meniadakan kesombongan, kemelaratan dan kecongkakan". adapun yang di maksud dengan bertambah usia adalah berkah di dalamya, yaitu pemanffatan usia yang banyak bernilai kebaikan.

Berikut adalah berkah sedekah yang Allah SWT berikan bagi hambanya :

1. Sedekah Sebagai penyekat (Hijab) Neraka
"Adi bin Hatim ra menuturkan, aku mendengar sendiri Rasulullah SAW mengatakan," Hindarilah neraka walau pun dengan separuh buah kurma." pengertian dari hadits ini adalah buatlah hijab atau sekat untuk menghindari neraka dengan bersedekah, walaupun hanya sedikit yang di ibaratkan separoh buah kurma. Orang yang hanya mampu bersedekah sedikit itu hendaklah tidak rendah diri, dan tetap menetapkan azzam serta niatan untuk bersedekah . sedangkan kata menhidari neraka adalah kiasan dari penghapus dosa.

2. Sedekah mencegah keburukan / Musibah
Dalam sebuah hadits yang dituturkan oleh Rafi bin Khujai bahwa Rasulullah Saw pernah menyatakan," sedekah itu membendung 70 pintu keburukan". oleh karena itu di anjurkan agar kita segera mengeluarkan sedekah , bahkan sebaiknya dilakukan pagi hari. Ali bin Abi Thalib ra menuturkan bahwa suatu ketika Rasullullah berkata." bersegerahlah bersedekah! sungguh musibah tidak dapat melangkahinya.

3. Sedekah dapat memperpanjang umur
Rafi bin Mukits seorng sahabat yang turut serta peristiwa Hudaibiyah menuturkan bahwa Rasulullah Saw bersabda,"Kebaikan dari harta milik adalah pertumbuhanya, keburukan perangai adalah pesimisme(Syu'im), bakti kepada Allah adalah tambahan usia dan sedekah menhidarkan orang mati dalam keadaan buruk'. Ar-Turbasyti menggatakan "yang di maksud dengan Maitatus-su ialah kematian yang akibatnya tidak terpuji dan terjadi dalam keadaan tidak tenang,